Jumat, 09 Desember 2016

Keluyuran ke Pasar Bersama BONEPRICE

Saya pernah bekerja sebagai karyawan kantoran di Kalibata, Jakarta Selatan. Dan selama saya bekerja di Jakarta, saya jadi tau kalau Jakarta tidak melulu soal Monas, Ragunan, Persija, atau bahkan Makam Pahlawan. Ada banyak hal menarik yang bisa kita dapatkan di Jakarta, Pertama Macet. Macet dijakarta itu udah kayak bumbu masakan tiap hari, mungkin kalau gak macet gak berasa kayak dijakarta. Selanjutnya adalah pasar, inilah tempat paling menarik selama saya di Jakarta. Bukan Monas tapi Pasar.

Banyak pasar yang ada dijakarta, tapi yang paling dekat dengan tempat saya adalah pasar minggu. Maka dari itu saya bersama kakak sepupu saya jalan-jalan ke pasar minggu.

Anak Gunung masa ke pasar ki?
Anak pantai masa ke pasar ki?

Kenapa saya suka ke pasar saat ke Jakarta. Karena pasar tempat berkumpulnya banyak orang-orang dari berbagai suku. Pasar di Jakarta adalah pasar kebhinekaan. Kita bisa kenalan sama orang jawa, sunda, batak, bahkan penduduk asli Jakarta yang kita kenal dengan suku betawi juga ada.

Emang mau ngapain ke pasar ki?
Jadi gini critanya. Saya ngadain syukuran atas pekerjaan yang saya dapat disini (Jakarta) dengan acara bakar-bakar ayam sama keluarga Pak'de Mardi yang sudah mau menampung saya tinggal dirumahnya. Maka dari itu sabtu pagi saya bersama Mbak Niki (anak pertamanya pak'de mardi) dan juga bersama Romi (adik kedua mbak niki) ke pasar minggu untuk belanja bahan pokok yang nantinya mau di pake entar malem yang rencananya pengin bikin ayam bakar sambel rujak dan ikan bakar sambel kacang.

Sesampainya di pasar, kemudian mbak niki bilang kalau supaya cepat belanjanya kita harus bagi tugas, mbak niki belanja daging ayam dan ikan, lalu saya dan romi tugasnya belanja bahan-bahan sambalnya.

Mulai lah kita berpencar.

"Eh Rom, itu ada jengkol seger-seger banget"
"Kan kita mau beli bahan buat sambal"
"Emang jengkol bukan termasuk bahan untuk buat sambal ya?"
Romi mikir apakah jengkol salah satu bahan untuk buat sambel atau bukan, karena kita sama-sama gak tau apa yang harus kita beli.

Beginilah kalau Anak Gamers kayak romi sama Anak Tukang Tidur kayak saya disuruh ke pasar. Akhirnya kita balik lagi ke mbak niki yang lagi pilih-pilih ikan.

"Kok kalian cepet banget baliknya?"
"Mbak kita sama-sama gak ada yang tau apa aja yang harus di beli"
"Haduh Capek Deh"

Jadi kita disuruh beli bahan pembuat sambel rujak : Bawang Merah, Bawang Putih, Kemiri, Lengkuas (Laos), Daun Jeruk, Serai, Cabai (Cabe) Merah, Garam, Lada (Merica), Asam Jawa, Jeruk Nipis, Mentega. Sedangkan untuk bahan pembuat sambel kacangnya itu seperti : kacang, jeruk nipis, bawang merah, bawang putih, kunyit, garam, merica bubuk, biji ketumbar.

Berangkatlah kita buat cari-cari apa yang udah mbak niki bilang.

"Jangan lupa nawar ya!" Teriak mbak niki.

Kita berdua kemudian langsung belanja. Ternyata belanja itu asyik. Banyak orang-orang penjual yang ramah karena tiap kali lewat didepannya pasti disapa dan ditawari mau beli apa. Ya iyalah kalau gak gitu mana laku barang jualannya.

"Mas itu ada mentega" colek romi dan kemudian kita bergerak untuk kesitu.
"Bu mentega yang 200gr berapa?"
"Goceng mas"

Karena udah diwanti-wanti sama mbak niki buat selalu nawar, akhirnya seberapa pun harganya sebisa mungkin harus di tawar. Maka dengan pedenya saya nawar.

"Ya elah... mahal banget bu"
"Emang segitu mas harganya"
"Masa goceng sih, delapan ribu aja deh"

Tiba-tiba si ibu penjual mentega diem.
Saya juga diem, dan kita saling diam dan saling menatap ada yang aneh.

"Mas. Goceng itu lima ribu, kenapa nawarnya malah delapan ribu?" bisik Romi yang bikin saya malu.

Akhirnya saya lari menjauh dari ibu-ibu itu.

Semenjak kejadian ini saya mau beli apa aja gak pake tawar, pedagangnya bilang berapa saya langsung kasih. Mau di tipu atau harganya dimahalin bodo amat, yang jelas gak mau lagi kejadian kayak tadi terulang. Dan berjanji gak lagi-lagi belanja ke pasar. Malunya tuh di muka.

Akhirnya saya dan romi kelar juga belanjanya. Kemudian menghampiri mbak niki yang lagi tawar-menawar daging ayam.

"Mas dua hari yang lalu aja gua beli ayam perkilo 30 ribu masa sekarang 40 ribu? Mahal amat"
"Emang segitu mba harganya"

Melihat mbak niki sedang tawar harga ayam, menguatkan prediksi saya kalau setiap cewek pasti suka dan hobi berbelanja.

"32 ribu saya beli"
"38 mba bisanya"
"Masih kemahalan lah"
"Yaudah 35 ribu deh. Harga mentok"
"Kalo gak turun lagi yaudah gua pergi"
"Yaelah si mbak gitu aja ngambek. Yaudah 32 ribu. Tapi beli 2 kilo ya"
"Iya"

Akhirnya mbak niki yang menang dalam adu tawar menawar.

Mendengar pernyataannya mbak niki saat bilang kemarin aja harganya segini, masa sekarang segitu. Entah itu trik dari mbak niki ataupun beneran harganya segitu yang jelas harga bahan pokok itu selalu berubah-ubah. Bahkan dari warung satu ke warung yang lain pun pasti beda harganya. Ini di akibatkan ketidak-adanya harga yang pasti yang bisa menjadi patokan para penjual, selain itu hasil panen petani juga dapat mengubah harga bahan pokok di pasar. Namun ini semua cerita dulu, karena sekarang ada sebuah aplikasi yang sangat bermanfaat bagi semua orang, terutama para ibu rumah tangga yang suka berbelanja. Apalagi untuk saya atau orang-orang yang tidak pernah ke pasar, aplikasi tersebut sangat membantu kita berbelanja karena ada informasi harga bahan pokok/sembako yang selalu update setiap saat.

Emang aplikasi apaan ki?
Penasaran ya?

Aplikasi ini bernama....

Jeng. Jeng. Jeng.

Boneprice.

Iya aplikasi yang saya maksud adalah Boneprice.

Boneprice ini dapat memberitahukan harga-harga bahan pokok/sembako yang tepat, meskipun dapat berubah-ubah setiap waktu, yang jelas ini bisa menjadi patokan kita agar lebih mudah dalam berbelanja di pasar. Kita gak perlu takut di bohongi atau harga bahan pokok dinaikan sama penjual karena kita udah tau harga yang sebenarnya, tinggal Cek Sembako dalam aplikasi ini, kita langsung dapat informasi harga-harga bahan pokok yang lain.

Wah keren banget ki...
Iya dong! Boneprice gitu loh...

Tapi caranya gimana ki biar punya aplikasi boneprice?
Gampang banget. Gini caranya :

Pertama yang harus kita lakukan adalah NIAT. Tanpa niat kita gak bisa melakukan hal selanjutnya.
Udah niat?
Udah dari tadi ki.
Bagus.

Selanjutnya, bagi yang punya Smartphone tinggal buka Playstore terus ketik "Boneprice" dalam kolom pencarian, maka dia akan muncul.


Kalau HP jadul gimana ki?
Gampang. Tinggal ke warnet terus buka www.boneprice.com dan liat harga bahan pokok disana. Atau, jual HP jadulnya terus beli HP baru yang kekinian.

Tahap ketiga, tinggal kita unduh dan instal aplikasi tersebut dan tunggu sampai instalannya selesai sambil ngopi-ngopi dulu.



Emang lama ya nginstalnya ki?
Cepet banget. Kecuali yang jaringannya lemot, atau kuotanya habis itu baru lama.

Selesai menginstal, kita jangan langsung buka dulu. Entar kaget loh. Lebih baik habisin dulu kopinya, soalnya kalau langsung buka aplikasi Boneprice kita pasti bakalan lupa sama kopinya, penginnya liatin Boneprice mulu. Tapi kalau udah penasaran silahkan aja buka.

Setelah masuk ke aplikasi Boneprice, kemudian pilih menu bahan pokok dan pilih harga sembako termurah. Selanjutnya kita bisa lihat harga-harga sembako yang dijual di pasar.



Wah jadi pengin punya aplikasi Boneprice ki!
Makanya buruan beli HP yang kekinian terus instal tuh aplikasi Boneprice.
Oke!


Sesudah mempunyai aplikasi ini, saya jadi gak malu lagi untuk ke pasar, malahan penginnya belanja terus, karena udah gak takut sama penjual yang suka bohongin orang yang masih polos ke pasar. Jadi semisal lagi beli ayam terus harganya keliatan mahal, tinggal Cek Sembako di aplikasi Boneprice dan kasih tau ke abang-abang penjual ayam, kalau ternyata abangnya masih gak mau turunin harga, kita pura-pura pergi aja kayak triknya mbak niki di atas tadi.

Manfaat lain dari Aplikasi Boneprice ini adalah, kita jadi bisa menghitung seberapa banyak duit yang harus kita keluarkan dari tabungan ketika mau ke pasar, gak perlu lagi bawa uang lebih karena bahaya copet selalu mengancam di sekitar pasar manapun. Dengan bantuan Bonprice kita bisa bawa duit secukupnya. Jadi tunggu apalagi untuk instal aplikasi Boneprice?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar