Minggu, 21 Juli 2019

5 Hal Yang Saya Lakukan Setelah Di Tinggal Nikah

Mungkin ini bukan artikel tentang traveling, tapi saya harus tulis ini karena saya habis di tinggal nikah sama partner travel saya selama 6 tahun belakangan. Bagi para pembaca blog saya dari awal mungkin tau dia siapa. Yah dia itu Mala, pacar sekaligus partner travel terbaik saya.


Kondisi saya cukup kacau waktu itu. Apalagi menjelang hari pernikahan Mala, justru saya yang gelisah. Hati saya seolah menolak untuk tetap tenang. Bahkan ngerinya, saya jadi takut sendirian. Karena kalau saya sendirian, otak saya gak bisa jauh-jauh mikirin Mala yang sebentar lagi akan jadi istri orang lain, kayak rela tapi gak rela, kayak ikhlas tapi gak ikhlas. 2 hari saya gak pulang kerumah, sehari menjelang akad nikah dan sehari setelah akad nikah. Alasannya ya itu tadi, takut sendirian. Saya menginap di rumah teman. Benar-benar stres setengah mati, sampai gak bisa berfikir secara normal.

Saya jadi tau rasanya di tinggal nikah.

Kemudian saya kembali merantau dengan perasaan masih campur aduk, tapi masih bisa tenang. Dan mulailah melakukan hal yang sekiranya bisa dengan cepat melupakan tragedi di tinggal nikah.

1) Bekerja lebih dari biasanya.

Biasanya, saya males kalau di suruh lembur. Apalagi kerja 15 jam dari pagi sampai malam. Tapi satu minggu awal mulai bekerja, saya terima semua tawaran untuk lembur. Teman kerja banyak yang bilang saya gila karena gak kasihan sama badan. Memang sih efeknya sakit, tapi rasa sakitnya masih kalah sama sakitnya di tinggal nikah, makanya saya masih bisa berdiri dan kembali lembur lagi.


2) Nongkrong sampe ngantuk.

Ketika pulang kerja atau pulang lembur sekiranya jam 10 malam, saya gak langsung pulang ke kontrakan. Saya biasanya nongkrong dulu di angkringan depan kontrakan sampai ngantuk, sampai habis beberapa gelas susu jahe. Dan saat ngantuk datang, maka saya pulang dan langsung tidur tanpa sedikitpun mikirin Mala.

3) Download Aplikasi Tantan.

Hahaha ini terdengar gila sih, tapi emang ini yang saya lakukan atas saran teman saya. Tujuannya bukan mencari jodoh, tapi untuk hiburan semata. Dan begitu saya install aplikasi Tantan, saya jadi tau betapa banyaknya manusia-manusia jomblo di luar sana yang miskin asmara sampai harus buang-buang waktu buat mainan Tantan.


4) Mancing.

3 hingga 4 bulan belakangan saya sempat jenuh dengan kegiatan mancing, mungkin karena belum ketemu tempat baru. Tapi herannya setelah mengalami tragedi di tinggal nikah, saya jadi kembali senang memancing. Mungkin efek dari sudah terbiasa jarang di kontrakan, makanya setiap libur kerja saya lebih milih mancing. Dan itu mengasyikkan.

5) Kembali Traveling.

Hampir dua tahun, gak pernah traveling. Saya yang katanya pengin jadi travel blog tapi kenyataannya gak pernah traveling. Makanya tulisan saya tentang traveling di blog gak sebanyak dulu, sekarang jarang, bahkan tidak pernah. Itu di mulai ketika renggangnya hubungan saya dan Mala, serta saya kembali merantau. Nah ketika saya di tinggal nikah, saya ingin mencoba meneruskan keinginan saya dan Mala dulu yaitu keliling Indonesia tapi sendirian. Saat mudik lebaran kemarin, saya punya rencana mudik yang berbeda, yaitu singgah di beberapa kota terlebih dulu sebelum sampai ke Tegal. Rencananya saya mau mampir dulu ke Bogor, lalu ke Sukabumi, lanjut lagi ke Bandung, dan terakhir ke Cirebon. Tapi sayangnya bapak saya sakitnya kambuh harus di bawa ke rumah sakit, jadi saya harus cepat pulang. Oke gak pa pa gagal. Sudah biasa. Dan di lain waktu akhirnya saya kembali bisa traveling, terakhir kemarin saya jalan ke Bogor. Ditunggu ceritanya di sini.


Mungkin ini hal-hal yang saya lakukan ketika di tinggal nikah, semoga bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Selasa, 28 Mei 2019

Malam Mingguan di Purwakarta

Apakah kalian punya geng atau kelompok bermain sejak masih kecil? Pasti rata-rata punya. Termasuk saya. Punya geng sejak kecil itu mengasyikkan tiap kali berkumpul, karena yang akan dibahas pasti kelucuan-kelucuan yang pernah kita alami. Cuma sayangnya kita jarang kumpul. Dan alasannya sama juga kayak Keluarga Sering Keluyuran yang jarang kumpul karena kesibukannya masing-masing. Tapi ini masih mending ketimbang keluarga traveling saya yang kiranya sudah tahunan gak pernah kumpul lengkap. Mendingnya apa? Mendingnya ya karena anggota geng kita masih satu desa jadi minimal ada satu waktu dalam setahun kita bisa kumpul bareng yaitu saat lebaran.


Di grup WhatsApp salah satu dari kami ada yang menyinggung gini "Kita masih sendiri aja jarang kumpul bareng, apalagi kalau udah pada punya istri dan anak" terus ada lagi yang bilang "Masa sih kita kumpul bareng pas lebaran doang". Dan disitulah mulai tahun 2018 kita bikin acara tahunan untuk kumpul entah itu jalan-jalan, bakar ayam, main game atau apapun yang penting kumpul selain di hari lebaran. Lantas kita memulai pilihan siapa dulu yang akan menjadi tuan rumah. Karena ini baru diadakan, maka yang jadi tuan rumah yang tinggal dan bekerja di Tegal, yaitu Fahmi. Dan semua temen yang saat itu sedang merantau di haruskan datang. Dan Alhamdulillah acaranya lancar tepat di tahun baru 2018. Dan di tahun 2019 ini yang menjadi tuan rumah temen yang sedang merantau di Purwakarta. Jadi nantinya dari berbagai penjuru dari Depok, Tanggerang, terus saya dari Jakarta, ada lagi dari Bekasi, Cikarang, dan dari Tegal pun semuanya ikut ngumpul di Purwakarta untuk lanjutan acara kumpul bareng selain di hari lebaran.

Persiapan saya ke Purwakarta gak terlalu ribet karena saya bukan tuan rumah, jadi saya cuma menyiapkan surat tidak masuk kerja alias cuti dihari Sabtu karena ditempat kerja saya hari Sabtu masih jam kerja biasa. Dan Alhamdulillah saya diijinkan. Maka berangkatlah Sabtu subuh dan ketemuan bareng Idham yang dari Tanggerang. Kita ketemu di stasiun kalideres dan berangkat bareng menuju Purwakarta.

Perjalanan lumayan lama dari Kalideres ke Purwakarta memakan waktu 5 jam. Dan di sana kita dijemput oleh tuan rumah dan ternyata, saya dan Idham menjadi rombongan pertama yang sampai.

1 jam kemudian rombongan dari Cikarang Amar dan Septian sampe dengan membawa banyak ikan karena nantinya mau kita bakar-bakar. Terus sekitar jam 5 sore rombongan dari Tegal (Fahmi dan Muiz) datang, terus disusul Amal yang dari Bekasi sendirian, sampai akhirnya Afi yang dari Depok baru sampai dijam 8 malam karena dia harus kuliah dulu paginya.

Seneng rasanya bisa kumpul bareng mereka, apalagi kumpulnya bukan di Tegal.


Sebelum acara bakar-bakaran dimulai, karena kata tuan rumah enaknya bakar ikannya pas tengah malem karena sepi gak ada orang berlalu-lalang dijalan. Jadi ya sebelumnya kita main game sebagai pengisi malam mingguannya kita di Purwakarta. Kita sengaja gak keluar ke tempat nongkrong atau ke obyek wisata. Karena kita lebih seneng bikin ramai tempat, bukan ke tempat ramai. Makanya kita dari Sabtu siang hingga Minggu pagi kita ngumpul aja seru-seruan di kost-an temen. Tanpa ada yang tidur.

Siang sangat cepat beranjak. Saya dan Idham pun pamit pulang duluan, namun sebelum kita ada yang pulang, terlebih dulu kita membahas tuan rumah acara tahun depan. Dan saya mengajukan diri sebagai tuan rumah di Jakarta. Tapi ini belum pasti, kalau sampai akhir tahun tidak ada persaingan untuk pemilihan tuan rumah maka dipastikan acara selanjutnya di Jakarta.

Sabtu, 20 April 2019

Keluarga Sering Keluyuran (Kabar Terbaru)


Diawal saya menulis blog, saya menceritakan keluarga baru saya dalam dunia traveling, atau lebih asyiknya disebut keluarga traveling. Namun saya namai mereka dengan Keluarga Sering Keluyuran. Jika ada yang tanya kenapa kalian bisa disebut keluarga? Jawabannya ada di postingan pertama saya, karena di tulisan ini saya lebih menceritakan kabar terbaru dari kami : Turis, Saya, Rudi, Trio, Dwi, Mala, Wiwi, dan Beti.

Rasanya sudah cukup lama kita tidak berkumpul dengan personil lengkap. Terakhir ada acara ngumpul kemarin tahun baru dan itupun tidak ada saya karena tidak pulang ke Tegal. Terakhir saya ketemu pasangan Turis-Dwi di tahun 2017, sedangkan sama Trio dan Beti lebih lama lagi. Terus ketemu Rudi dan Wiwi mungkin baru tahun kemarin karena kita pernah nonton bioskop bareng di Tanggerang. Intinya, saya sudah jarang ketemu mereka. Dan saya kangen banget jalan lagi kayak dulu. Maka dari itu akhir-akhir ini saya sering tanya kabar mereka, dan berikut kabar terbarunya mereka.


Pertama) kita sekarang bukan berenam lagi, tapi berdelapan.

Ada dua anggota keluarga baru yang bernama Beti si traveler sejati dan Trio si manusia paling pe-de. Sebenernya mereka sudah pernah saya ceritakan di postingan mendaki Gunung Prau dan beberapa postingan lainnya juga ada mereka. Mereka sudah lama bergabung dengan keluarga kami, cuma baru ini saja saya ceritakan. Kabar terbarunya Beti saat ini buka usaha sendiri tujuannya biar kalau pengin traveling atau mendaki gunung tidak perlu repot meminta izin ke atasan.


Kedua) kabar terbarunya Turis dan Dwi.

Di postingan awal status mereka masih bertunangan, dan sekarang mereka sudah menikah dan mempunyai anak yang super gemes, namanya Syafiq (Cowok). Meskipun sudah mempunyai anak, mereka masih sering jalan-jalan dengan keluarga kecilnya. Bukan dengan keluarga sering keluyuran, karena saya akui sekarang kita susah untuk kembali traveling bareng berdelapan. Semoga di tahun 2019 ini bisa lah jalan bareng lagi.


Ketiga) kabar terbarunya Rudi dan Wiwi.

Seperti yang saya bilang di postingan awal kalau hubungan mereka bakal awet karena saya melihatnya sangat cocok dan serasi. Mungkin dalam waktu dekat mereka bakal tunangan. Amin, jangan sampai kisah saya terulang sama mereka. Untuk soal traveling, mereka lumayan sering juga jalan bareng berdua. Kabarnya mereka habis ke Bogor, Bandung dan beberapa tempat wisata lainnya.


Keempat) kabar terbarunya Mala.

Harusnya sih ditulisnya kabar terbarunya Mala dan Rizki, cuma karena kita sudah berpisah maka kabar terbarunya saya ada di plot selanjutnya.

Kabarnya Mala sekarang sudah bertunangan dengan orang Pemalang, namanya Windarto, dan habis lebaran ini mereka akan menikah. Jangan nanya kenapa hubungannya berakhir, karena saya tidak akan menceritakannya disini. Cuma yang ingin saya bahas itu tentang postingan awal bahwa saya pernah berkata kalau hubungan saya dengan Mala gak bakal putus. Saya emang sombong dan lupa kalau jodoh itu ada di tangan tuhan. Karena sekuatnya kita mempertahankan hubungan kalau bukan jodohnya mau gimana lagi. Jadi untuk itu saya minta maaf atas perkataan saya dulu. Dan soal traveling, Mala lebih seringnya pergi ke tempat-tempat terdekat kayak di Pantai Larangan. Mungkin sibuk persiapan mau menikah.

Kelima) kabar terbarunya saya.

Kesibukan saya cuma kerja, tidur, kerja lagi, tidur lagi. Sangat monoton. Apalagi setelah putus dengan Mala, hari-hari saya selanjutnya sangat membosankan. Mulai ada keinginan untuk jalan dan menulis beberapa minggu belakangan. Itu juga karena saya sudah berdamai dengan hati saya yang sebelumnya bisa dikatakan sedang menjadi manusia paling galau di Indonesia. Semoga saya bisa menemukan jati diri saya yang hilang dengan kembali keluyuran.


Keenam) Syafiq dan Windarto.

Sebenernya sih plot tentang "kabar saya" pengin jadi plot yang terakhir, cuma kayaknya perlu deh ditambahin satu lagi buat calon anggota baru Keluarga Sering Keluyuran : Syafiq dan Windarto.

Secara tidak langsung ya Syafiq sudah menjadi anggota keluarga kita, karena si gemes ini kan anaknya Turis dan Dwi. Cuma karena belum liburan bareng jadi saya kategorikan sebagai calon. Terus Windarto itu calon suaminya Mala. Kalau sudah menikah ya pasti tiap kali kita mengadakan traveling bareng mau gak mau dia ikut. Balik lagi ke saya, apakah saya akan mampu melihat mereka bergandengan tangan ketika sedang jalan bareng sekeluarga. Jawabnya ada di hati saya. Ha ha ha... Tapi kayaknya seru traveling bareng mantan dan suaminya mantan.

°°°°°

Mungkin sampai disini dulu menceritakan kabar terbarunya personil Keluarga Sering Keluyuran. Saya sangat berharap banget di 2019 ini kita kompak liburan bareng.

Minggu, 07 April 2019

Kembali Nge-blog

Senja dari atas kontrakan


"Percayalah padaku aku pun rindu kamu (menulis)...

Ku akan pulang (kembali)...

Melepas semua, kerinduan...

Yang terpendam..."


Sepenggal lirik lagu dari dewa 19 untuk mewakili isi hati saya saat ini. Namun yang saya rindukan dalam lagu itu bukanlah sesosok pacar atau selingkuhan apalagi selingkuhannya teman, tapi yang saya rindukan disini adalah menulis. Entah itu menulis di buku, di medsos, di dinding rumah orang serta menulis di blog. Karena sudah hampir dua tahun lamanya saya meninggalkan tulis-menulis ataupun baca-membaca. Bukannya sok sibuk, tapi kerjaan saya yang sekarang ini sangat menguras fisik. Jadi kegiatan yang paling menyenangkan ya tidur. Jalan-jalan juga paling kalau ada tanggal merah selain hari minggu. Itupun jalan-jalannya juga kedepan beli nasi di warteg.

Selain di blog, saya juga punya akun wattpad untuk media menulis. Cuma saya lebih kangen menulis di blog. Kalau saja blog ini bisa bicara layaknya manusia, mungkin dia akan nanya berbagai hal seperti sedang di interview dalam seleksi pencarian karyawan baru.

"Nama kamu siapa?" Tanya blog.

"Saya Rizki. Lupa ya"

"Oh iya maaf lupa" Lanjutnya. "Kamu kemana aja selama ini Rizki?"

"Gak kemana-mana kok blog, cuma sibuk kerja"

"Alasan klasik. Bilang aja aku sudah gak nafsuin" Si Blog mulai marah.

"Enggak! sumpah!"

"Bohong! Atau jangan-jangan kamu punya selingkuhan"

"Kamu selalu di hatiku blog"

Maaf ini dialognya lebih ke-dua-abg yang sedang berantem, bukan kayak orang sedang interview. Ah lupakan.

Memang susah menjaga agar konsisten dalam ngeblog. Apalagi orang yang baru belajar menulis kayak saya. Ditambah lagi kurangnya fasilitas buat ngeblog karena laptopnya saya tinggal di Tegal.

"Memangnya kamu sekarang lagi dimana?" Tanya blog lagi.

Jadi, 2 tahun belakangan ini, ada keniatan untuk kembali merantau dan bekerja diluar Kota Tegal sambil mencari tempat-tempat hiburan baru untuk bahan tulisan di blog, tapi ternyata begitu diterima bekerja di pabrik tali rapiah yang berlokasi di Cengkareng, Jakarta Barat, malah makin malas buat jalan-jalan apalagi ngeblog. Punya HP cuma buat nyari gosip-gosip artis terbaru. Alhasil blog jadi terlantar, kusam, penuh debu, banyak sarang laba-laba kayak rumah kosong tanpa penghuni. Hari-hari saya pun diisi cuma buat kerja, tidur, kerja lagi, tidur lagi, begitu-begitu terus selama ini. Tapi ada sih beberapa minggu sekali saya pergi memancing di muara dekat PIK (Pantai Indah Kapuk), mungkin nanti saya ceritakan keseruan saya dan teman kontrakan mancing dan bikin club mancing.

"Terus kenapa kamu balik lagi ngeblog?"

Pertama, kangen sama seperti lagunya Dewa 19 tadi.

Kedua, mulai tergerak buat nulis lagi, karena ada dorongan dari temen biar tulisan saya makin berkembang lagi.

Ketiga, saya habis beli gadget baru yang memungkinkan saya untuk posting di blog setiap waktu.

Keempat, saya sudah gak punya teman curhat lagi karena pada akhirnya saya dan Mala harus putus.

Kesepuluh, terasa lebih keren berbagi cerita perjalanan lewat blog dari pada lewat medsos lainnya.

Ya semoga saja mulai hari ini, mulai bulan ini, dan mulai tahun ini bisa konsisten menulis lagi. Minimal sebulan DUA cerita yang saya tulis. Amin.