Minggu, 19 Februari 2017

Minum Teh adalah Kultur Orang Tegal

Bro kenapa di kotamu banyak sekali tugu poci? dan ada juga gambar poci dimana-mana.

Sebuah pertanyaan yang sering saya dengar dari teman yang berasal dari kota lain saat sedang mampir kerumah saya di Tegal. Entah gimana saya harus menjelaskannya karena ini butuh waktu yang panjang untuk menceritakannya, tapi mereka malah tetap ingin mendengarkannya meskipun harus menghabiskan 2 cangkir kopi sekaligus.

Sumber foto : www.imgrum.net
Sumber foto : Kompasiana
Kemudian saya melanjutkan dengan sebuah kalimat "Tegal bisa juga disebut sebagai kotanya teh."

Saya bukannya berlebihan menyebutkan kota/kab. Tegal sebagai kotanya teh. Pertama bisa dilihat dengan berdirinya Empat pabrik teh besar yang merajai pasar dalam negri. Dan keempat pabrik teh ini adalah PT. 2 Tang, PT. Teh Poci, PT. Tong Tji, dan PT. Teh Gopek.

Selanjutnya tentang mencerminkan kota/kab. Tegal sebagai kota teh adalah disetiap sudup kota, dan juga dijalan-jalan banyak sekali tugu teh lengkap dengan pocinya. Bahkan, hampir setiap warung atau ruko banyak yang menempelkan gambar, banner, stiker atau hal-hal lain yang berbau teh.

"Luar biasa" kata teman begitu saya menjelaskan sedikit tentang kota teh ini.

Dengan sesekali menyruput kopi yang dihidangkan temen, kemudian saya melanjutkan.

Hal yang paling menegaskan bahwa kota/kab. Tegal sebagai kota teh adalah masyarakatnya. Iya... masyarakatnya. Kenapa bisa begitu? Coba tengok di beberapa kota lain atau bahkan di kota paling sibuk (Jakarta) sekalipun. Bahwa, minum teh hanyalah kegiatan kecil tanpa makna yang sering mereka lakukan. Ada juga yang mengatakan kalau minum teh hanya mengundang penyakit saja. Tapi tidak bagi warga Tegal, karena bagi kami (Orang Tegal), minum teh adalah kultur kami. Dimana disetiap kali ada acara/hajatan, atau kita sedang nongkrong, bahkan sedang santai sekalipun, tidak lengkap kalau tidak ada teh didepannya. Ya.. minum teh sudah menjadi bagian penting dari aktifitas kami para warga Tegal.

Tidak bisa dipungkiri lagi kalau minum teh menjadi bahan pokok kita seperti halnya makan nasi.

"Kenapa bisa begitu ki?" Kata teman yang begitu keheranan mendengar kebiasan/tradisi kami orang Tegal.

Entah ini keajaiban atau tidak, begitu nikmatnya meminum teh manis panas ketika baru bangun tidur atau disaat pagi-pagi. Teh tersebut seperti menambahkan kekuatan bagi kita untuk memulai aktifitas kita di sepanjang hari. Kemudian ditutup dengan kembali minum teh di sore hari menjelang malam untuk memulihkan kembali tenaga yang sudah kita keluarkan sepanjang hari tadi. Karena itulah yang menjadikan teh sebagai minuman wajib kami.

Kalau kata orang-orang jaman dulu, biasanya sering menyebutkan kata WASGITEL ketika sedang menikmati secangkir teh. Bahkan kata Wasgitel itu sendiri sudah menjadi semboyan kita yang artinya : Wangi, Panas, Legi (Manis), dan Kentel. Karena ada aroma wanginya yang berasal dari kembang/bunga melati yang dicampur dengan daun teh muda serta batangnya yang membuat rasanya menjadi wangi dan agak sepet dilidah, namun anehnya malah membuat ketagihan banyak orang dari kota lain, apalagi dipadukan dengan gula batu dan diminum dalam keadaan agak panas. Rasanya bener-bener mengalihkan duniamu.

"Bro kalau melatinya terus-menerus di petik untuk tambahan bahan pembuat teh lama-lama melatinya bisa habis dong" lanjut teman saya.

"Sapa bilang?" Jawab saya dengan pede-nya.

2013. Tegal adalah pengekspor bunga melati terbesar di dunia dengan jumlah ribuan ton melati.

Ya.. itu kata mentri pertanian Indonesia, juga di benarkan oleh Bupati Tegal Ki Enthus Susmono saat diundang dalam acaranya Om Tukul Arwana.

Ini di karenakan luasnya lahan milik para petani kebun melati yang ada di Tegal. Bahkan ada beberapa lahan kosong lagi diberbagai titik yang nantinya akan pula di tanami pohon melati. Dan hebatnya para petani ini bisa menjaga pohon melatinya meskipun sedang musim hujan yang kadang bisa merusak pohon melati.

Jadi, kita tidak akan kehabisan melati untuk menjadikannya sebagai tambahan bahan pembuat teh.

Lalu apakah semua melati-melati itu dijadikan sebagai salah satu bahan campuran pembuat teh? Tidak. Melati-melati itu sering juga dijadikan sebagai hiasan kalung dalam acara sebuah pernikahan adat jawa khususnya. Bisa juga dijadikan sebagai bahan luluran atau masker, bahkan seringnya sebagai campuran bahan pembuat minyak wangi.

Saya rasa penjelasan tentang Melati cukup sampai disini dan kembali lanjut dengan topik kota teh.

****

Masih ingat keempat pabrik teh yang saya sebutkan diatas tadi? Dengan merk yang sama dengan nama pabriknya itu (Teh 2 Tang, Teh Poci, Teh Tong Tji, dan Teh Gopek) menjadikan merk teh ternama yang merajai dunia pasar.

Sumber Foto : diTegal.com
Sumber Foto : teh poci tehnya indonesia
Sumber Foto : Citra Sukses International
Sumber Foto : UserExp.co
Bagi para penikmat teh, atau sedang berburu teh paling enak, datanglah ke Tegal dan rasakan teh buatan produk Tegal dengan cita rasa yang khas yang membuat orang ketagihan. Atau bisa juga dijadikan oleh-oleh khas dari Tegal untuk dibawa pulang ke kota-kota kelahiran anda.

"Oh jadi begitu kenapa Tegal banyak tugu poci dan gambar poci"

"Kurang lebih begitulah penjelasannya tentang kota teh ini"


Salam Keluyuran.

Sabtu, 04 Februari 2017

Sengaja Dikumpulkan Untuk ke Semarang

Terlalu lama.

Iya, terlalu lama.

Sudah terlalu lama kita Keluarga Sering Keluyuran tidak berkumpul lagi. Bahkan sudah hampir setahun tidak keluyuran bareng dengan anggota keluarga yang lengkap (Saya, Mala, Turis, Dwi, Rudi, Wiwi). Karena selalu saja tiap kali mau jalan pasti ada yang tidak bisa ikut, dan ini bisa mengurangi rasa kebahagiaan. Pedihnya, kita lebih sering keluyuran sendiri, penyebabnya bukan karena kita gak mau jalan bareng lagi, akan tetapi waktu dan jarak yang membuat kita sulit untuk berkumpul kembali.

Tahun lalu pada bulan april kita berenam (sekeluarga) pergi ke Semarang dalam acara "piknik" yang diadakan oleh toko emas kresno. Kebetulan Mala, Dwi, dan Wiwi (Serta Rudi) adalah pegawainya toko emas tersebut, jadi mereka bersama pegawai lainnya diharuskan untuk ikut piknik ke Water Blaster, Semarang. Karena di perbolehkan untuk membawa orang luar, jadi akhirnya Mala ngajak saya dan Dwi ngajak Turis. Akhirnya kita berkumpul bersama. Namun sayangnya, di Semarang kemarin itulah terakhir kalinya kita keluar rumah bareng-bareng. Setelahnya kita sibuk dengan urusan masing-masing lagi.


Sumber : Gelery Emak Danish
_______________



Sudah menjadi agenda khusus tiap tahun, bos toko emas kresno mengadakan piknik untuk para pegawainya. Biasanya, tempat yang dituju adalah taman rekreasi. Seperti pada tahun sebelum-sebelumnya yakni ke Rita Park Tegal, Owabong Purbalingga dan ke Planet Neptunus. Kemudian di bulan april 2016 ini bos toko emas kresno mengajak ke taman rekreasi Water Blaster yang ada di Semarang.

Pastinya disambut gembira sama Mala dan lainnya, apalagi di acara piknik kali ini diperbolehkan untuk mengajak orang lain. Jadilah Mala mengajak (lebih tepatnya memaksa) saya untuk ikut menjadi bagian dalam rombongan keluarga toko emas kresno. Dan akhirnya saya meng-iyakan untuk ikut.

Disisi lain, ternyata Dwi juga memaksa Turis untuk ikut ke Semarang rame-rame, alasannya cuma Dwi gak mau iri disana, karena kakak (Mala) dan adiknya (Wiwi) juga membawa pacarnya yaitu saya dan Rudi. Gak ada pilihan lain buat Turis menolak, akhirnya kita berenam kembali berkumpul lagi.

***

Pukul 6 pagi, kita berangkat ke Semarang dengan jumlah 2 bus pariwisata beriring-iringan melewati jalur pantura. Sementara didalamnya kita disajikan sebuah film oleh kondekturnya bus tersebut. Namun menonton film dalam perjalanan bukan ide yang bagus. Terbukti. Semuanya mengantuk dan sunyi dalam bus. Tapi sang kondektur gak habis akal, karena setelah film di matikan kemudian mulai menyetel lagu-lagu pop sambil menyerahkan mikrofon ke siapa saja yang ingin ikut bernyanyi.

Keadaan didalam bus makin seru dan penuh tawa karena ada salah satu teman dari kita yang mencoba menyanyi tapi suaranya gak beda jauh sama teriakan tikus kejepit. Ini cukup menghibur. Bagi mereka. Tidak bagi saya dan Turis yang baru sampai di Tegal tadi pagi jam 3. Rasa ngantuk akibat kurang tidur membuat kita tidak menikmati hiburan yang ada didalam bus.

Setelah itu, Turis berdiri dan meminta mikrofon yang ada di kursi depan. Saya pikir Om Awang (Scuritynya toko emas kresno) yang mau nyanyi. Ternyata dia sendiri mau unjuk gigi.

bla bla bla bla. na na na na....

Suaranya lumayan.

selesai nyanyi, dia bisikin saya "Ngantuknya langsung hilang ki"

Karena Mala denger akhirnya ikut nyaut. "Sekarang gantian kamu sayang. Kamu kan bagus kalau nyanyi"

Kalau saya anaknya bukan pemalu, bisa saja saya berdiri dan meminta mikrofonya kayak Turis, atau bahkan nyanyi sambil kayang. Cuma masalahnya saya pemalu.

"Ogah akh. Malu sayang"

Eh Mala enak banget balesnya. "Ikh kamu mah gak mau nurutin apa yang aku inginkan"

"Oke aku mau nyanyi tapi dangndut" saya bilang gini karena saya malu kalau nyanyi disekitar orang yang gak dikenal, sambil berharap sang kondektur gak punya lagu dangndut.

Tak berselang lama. Lagunya beneran ganti dangndut.

Dalam hati saya "Mampus kau ki... Mampus kau ki"

Tapi untungnya, begitu saya memasrahkan diri buat nyanyi, akhirnya kita sampai di tempat yang kita tuju. Water Blaster.

Dalam hati saya "Selamat kau ki... Selamat kau ki"

***

Obyek wisata yang letaknya berada di Jl. Bukit Candi Golf No. 1, (Semarang 50274) ini (katanya) merupakan waterpark yang pertama kali berdiri di Semarang dan menjadi andalan sebagai tempat rekreasi keluarga warga kota Semarang. Terdiri dari 20 lebih wahana didalamnya bisa memberikan pengalaman seru bagi siapa saja yang suka permainan air kayak : slider, slide race, beach dan family slide. Selain itu masih banyak lagi berbagai wahana permainan air yang menarik baik untuk anak-anak, remaja, maupun orang dewasa seperti : Flying Fox, Bandulan, Blaster Warior, Cross Over Dengan ATV, Great Wall, Jungle Tree, Paint Ball dan lain-lain. Ada juga wahana permaian baru di Water Blaster semarang yang baru lebaran kemarin diresmikan, yakni Wave Pool dan Boomerang.

Jujur. Saya sebenernya gak terlalu suka sama kolam renang atau wahana apapun yang berkaitan dengan air. Alasannya cuma satu. Gak bisa renang.

Untuk alasan kenapa saya gak bisa renang karena dulu semasa kecil gak pernah sekalipun main di kali/sungai. Pasti gak di ijinin sama orangtua tiap kali ada temen yang ngajakin main-main disungai. Hasilnya ketika ada ujian olahraga renang, temen-temen yang lain makin bisa renang sedangkan saya cuma melipir di pinggiran kolam saja. Dan sekarang akibat dari kecil gak pernah renang mau belajar jadi susah dan pastinya takut tenggelam lah, takut kemasukan air lah, takut matanya merah lah pokoknya cemen banget. Beda sama temen yang sekarang sudah jadi perenang dan sering ikutan lomba tingkat kota, padahal awalnya dia cuma suka main ke sungai.

***

Selesai ganti baju renang, kita berenam jalan-jalan keliling mengitari luasnya waterpark yang ada di semarang ini. Setelah puas, kita mulai mencoba satu-persatu menikmati wahana airnya. Ini momen yang paling gak saya sukai. Dengan wahana air yang bernama Slider ini menjadi yang pertama. Dan slider ini menjadi wahana tertinggi di Water Blaster dengan 2 lintasan yang sepanjang (kalau diluruskan) kurang lebih 230 m. Dan kita akan di puter sana, puter sini sesuai bentukannya wahana ini sampai di kolam yang bawah. Bagi Turis dan yang lainnya yang seneng banget sama tantangan sih enak. Tapi bagi cowok cemen kayak saya mana berani meluncur sepanjang 230 m.

Tapi untunglah, wahana ini gak ada yang jaga dan pengunjung siapapun gak diperbolehkan main. Dalam hati saya ketawa.

Kemudian kita beralih ke wahana sebelahnya "Slide Race". Kenapa ada kata Race? Karena diwahana ini memiliki kecepatan dalam meluncur kebawah. "Oh my god" dalam hati saya.

Disini tempatnya anak-anak yang suka meluncur dengan cepat, bahkan sering dijadikan ajang balapan sampai turun kebawah.

"Eh ini kayaknya tutup lagi deh wahananya" kata saya mencoba mengalihkan perhatian biar gak jadi lagi.

"Enggak ko. Itu banyak anak-anak yang meluncur"

"Iya sih, saya juga liat dari tadi" dalam hati. Mampus kau ki

Begitu sampai di atas, di ketinggian 12 m kita mengantri.

Kampretnya, wahana se-ngeri ini malah banyak yang minat. Mereka udah pada bosen idup kali ya.

Satu persatu diantara kita mulai meluncur. Turis, Wiwi, Rudi, Mala, Dwi dan tinggal saya yang terakhir.

"Ayo mas meluncur" kata penjaga wahana tersebut.

"Entar deh. Masih pengin liat pemandangan dari atas sini" Alasan saya "Silahkan mas duluan" sambil mempersilahkan mas-mas yang dibelakang duluan. Sementara dibawah Mala dan Wiwi melambaikan tangan memberitahukan dimana mereka berada.

Sebenernya pengin banget turun lewat tangga. Tapi ini gak cowok banget namanya. Saya harus meluncur. Tenang, ini hanya permainan kok.

Akhirnya saya meluncur dengan posisi kaki lurus dan tangan diletakkan di kepala sesuai perintah penjaga wahana ini. Dan bodohnya saya, begitu meluncur saya teriak. Saya lupa kalau ini bukan wahana theme park kayak di Rita park, jadinya begitu sampai didasar, air masuk kemulut sebanyak-banyaknya. Kampret emang.

Mungkin sewaktu tadi saya meluncur gak sampai 3 detik. Ini menjadi 3 detik paling menegangkan dalam hidup saya.

Selanjutnya kita main ke wahana-wahana yang ringan-ringan saja, karena wahana yang menantang di Water blaster ini cuma 2 yang tadi. Sampai akhirnya pukul 1 siang pun tiba dan kita bersiap-siap untuk pulang.

Cerita di Water Blaster saya kira cukup.

Sumber : Explore Semarang


_______________


Seandainya saja saya tau bahwa di Semarang waktu itu menjadi tempat terakhir kita keluyuran bersama berenam (karena sampai sekarang belum lagi), mungkin saya akan menyuruh mereka para brother and sister untuk tidak ikut pulang bareng rombongan melainkan lanjut keluyuran ke obyek lain yang ada di Semarang, karena kita butuh sesuatu yang lebih untuk kita kenang (kayak waktu ke dieng) selama kita tidak jalan bareng lagi. Saya harap persahabatan kita, kekeluargaan kita akan terus terjalin. Dan nantinya akan saya ceritakan kembali ke anak saya kalau ayahnya dulu semasa muda punya keluarga yang suka banget jalan-jalan.
Saya, Mala, Wiwi, Rudi, Dwi, Turis

Semoga di tahun 2017 ini diberikan waktu untuk kita berenam supaya bisa keluyuran kembali.

)Saya Rizki, yang sedang kangen.

Baca juga :