Banyumas/Purwokerto, merupakan kota yang paling sering saya jelajahi
setelah kota kelahiran saya (Tegal). Mungkin karena banyak banget wisata
alamnya, terutama wisata air terjunnya yang keren-keren banget kayak Curug Nangga dengan bentuknya seperti anak tangga, juga ada salah satu
curug yang masuk ke dalam 10 air terjun tertinggi Indonesia, ada di
Banyumas. Sedangkan kali ini saya bersama Mala (pacar), Dwi, Desi
(adiknya dwi), Beti dan Trio akan Keluyuran di Desa Wisata Ketengger,
Kec. Baturaden, Kab. Banyumas.
Memang ada apa aja ki didesa ketengger?
Didesa Ketengger ini memiliki banyak obyek wisata, juga memiliki
berbagai air terjun yang siap di kunjungi, yang saya ketahui ada 5 dari
18 curug di Banyumas ada di Desa Ketengger, seperti curug : Bayan,
Pengantin, Gede, Jenggala dan Celiling. Untuk wisata lainnya ada taman
miniatur dunia, dan yang paling terkenal dan terpopuler adalah Baturaden.
Khususnya Curug Jenggala, curug ini mulai dikenal di facebook gara-gara ada
spot foto romantis yang dibuat oleh warga setempat.
Spotnya kayak gini :
Menurut saya, ini curug gak pantes buat yang jomblo, bayangin aja, kita
berdiri diatas dack kayu berbentuk hati atau love dengan bentukan utuh,
sedangkan hatinya para jomblo kan masih setengah atau bahkan ada yang retak. Saya saranin kalau mau
ke Curug Jenggala, jauh-jauh dari spot foto ini, takut ntar nangis keinget mantan.
Beda dengan yang punya pasangan, mereka bisa foto bareng, bisa sok-sok
romantis didepan orang padahal sering berantem, atau bisa juga melamar
anak orang di tempat ini, mungkin juga bisa dijadikan foto prewed. Pokoknya curug ini recomented banget bagi para
sepasang kekasih yang sedang hunting foto romantis.
Namun untuk menuju kesini, kita perlu perjuangan.
Emang ada penjajah ya makanya perlu perjuangan?
Ini lebih besar dari yang namanya penjajah.
Karena kalau mau ke curug
ini, kita harus melewati musuh besar saya, yaitu. Anak Tangga.
Selama berat badan saya masih diatas 80 kg, anak tangga atau tanjakan adalah
musuh besar bagi saya.
Begitu motor kita parkirkan di depan rumah warga, kemudian kita jalan
kaki untuk menuju ke curugnya, kalau kata mas-mas penjaga parkir bilang paling 30 menit. Tapi bagi saya, mungkin hampir setahun baru nyampe.
Sumber : Aul Howler |
Akhirnya, setelah dengkul terasa cenat-cenut akibat jalan naik-turun,
sampai juga kita di depan Curug Jenggala yang romantis ini. Namun untuk
bisa foto di spot romantis ini kita harus mengantri sama pengunjung lain
dengan no antrian yang sudah dibagikan. Setelah itu dengan jatah 5
sampai 7 foto kita bisa bergaya di dack kayu berbentuk love ini. Seperti
gambar dibawah ini :
Apakah spot fotonya gitu doang ki?
Sapa bilang.
Masih ada lagi.
Kita tinggal turun dari spot foto romantis tersebut untuk menuju
curugnya biar lebih dekat.
"Awas tanah licin" banyak tulisan seperti ini selama jalan kaki ke Curug
Jenggala. Makanya kita harus selalu hati-hati melangkah. Termasuk
hati-hati dalam hubungan asamara juga.
Begitu dekat dengan air terjunnya, suasana berubah makin romantis.
Dengan gemericiknya air yang jatuh dari atas tebing, dengan jatuhnya
titik-titik air akibat hempusan air terjun tersebut membuat seakan
sedang gerimis, dengan udaranya yang sejuk, terakhir dengan adanya pacar
disamping, suasananya begitu syahdu dan romantis dirasakan. Memang
tidak berlebihan jika Curug Jenggala disebut-sebut sebagai curug teromantis
sementara ini menurut saya.
Emang bener juga, untuk wisata curug, Banyumas rajanya. Jadi bagi para
penikmat/pemburu keindahan air terjun, Curug Jenggala wajib dijadikan
daftar curug yang harus di kunjungi.
Selanjutnya kita akan mengunjungi taman miniatur dunia yang letaknya
masih satu desa dengan Curug Jenggala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar