Sepertinya di bulan agustus ini bulannya postingan tentang curug di blog Sering Keluyuran. Ini dikarenakan mala mulai kecanduan melihat
pemandangan air terjun. Makanya dia ngajakinnya ke curug mulu. Bisa juga virusnya beti sudah menyebar di
otaknya mala. Namun untuk Keluyuran kali ini kita tidak akan membawa pasukan,
tidak dengan sang penjelajah air terjun (beti), tidak juga mengajak
adik-adiknya mala (dwi dan wiwi). Kita cuma berdua. Hanya ada saya dan
mala.
Dan tujuannya kita kali ini adalah Curug Cipendok.
Untuk menuju Cipendok, Kita menyelusuri jalur utama
slawi-bumiayu-ajibarang-purwokerto, nanti kita menjumpai sebuah pertigaan yang cukup
besar (gak ada lampu merah), sering disebut pertigaan losari, karena
kita dari arah slawi/bumiayu jadi kita belok kiri untuk menuju ke Curug Cipendok yang ada di kec. Cilongok. Kemudian kita melewati flyover rel
kereta api, serta beberapa tanjakan yang cukup terjal yang harus kita
lewati.
Ada satu titik dimana kita melewati sebuah tanjakan dengan sudut
kemiringannya mencapai ??? segitulah, pokoknya terjal banget. Jelas motor
yang kita naiki gak kuat, tapi itu bukan hal yang menakutkan. Justru
yang paling menakutkan itu ketika motor udah gak kuat jalan, otomatis
saya rem biar gak turun kebawah, tapi apa yang terjadi, motornya tetep
turun kebawah meskipun motornya sudah saya rem, ini gila banget
tanjakannya. Mungkin karena sudut kemiringannya yang keterlaluan banget.
Kemudian saya biarkan mala saja yang mengendarai motor, sedangakan saya
jalan kaki. Tapi alkhamdulillah ada warga setempat yang baik hati mau
memboncengkan saya. Tapi tetep aja gak kuat. Ini memang salah saya yang
belum kunjung kurus.
Singkat cerita, akhirnya kita sampai juga dilokasi Wisata Curug
Cipendok.
sumber foto : www.purwokertoguidance.com |
Curug Cipendok ini sudah lama menjadi salah satu obyek wisata andalan kab. Banyumas.
Terbukti sudah banyak hotel-hotel murah kelas melati yang berjejer
didepan gerbang masuk ke curug.
Sesampainya di gerbang, saya pikir tinggal beberapa meter lagi kita
sampai di curugnya, ternyata kita masih harus jalan sekitar 1km lagi
untuk sampai di parkiran. Tapi pemandangannya menyejukan banget. Sebelah
kiri kita itu terdapat hutan dengan berbagai satwa yang masih terjaga.
Saya sempet melihat burung agak besar dengan warna yang sangat cantik
yaitu perpaduan hijau, merah, dan orange di bagian kaki. Sayangnya saya
gak tau nama burungnya apaan karena gak sempet kenalan. Sedangkan kanan kita adalah pemandangan
bukit-bukit yang mulai tertutup karena kabut. sangat-sangat menyejukkan mata pemandangannya.
Sesampainya di parkiran, kita masih harus jalan kaki melewati jalan setapak sejauh 500 meter untuk sampai di curugnya.
Tapi sebelum sampai di curugnya, kita akan melewati beberapa warung
makan, mendoan, bakso dll yang siap melayani kita. Dan sebaiknya pula
kita tidak usah membawa bekal dari rumah, kita tinggal beli makanan aja
di warung-warung tersebut untuk membantu perekonomian setempat supaya
mereka juga tetap berjualan disitu.
Kemudian kita juga melewati beberapa fasilitas yang ada seperti taman
bermain anak, cottage, outbond, jogging track, jungle track, dan
mushola. Ditambah lagi udaranya sangat segar, bebas polusi, dan juga
bebas dari mantan.
sumber foto : www.ophiziadah.com |
Dengan berjalan kaki sekitar 15-20 menit akhirnya kita sampai juga di sampingnya curug cipendok yang gagah perkasa.
Dengan ketinggian 100 meter, juga dengan debit air yang sangat banyak
menjadikan curug ini seolah-olah tidak tertandingi. Saking banyaknya air
yang jatuh dari atas tebing Curug Cipendok, kita yang berdiri sejauh
150 meter lebih sudah terkena percikan air yang membuat suasana
seolah-olah kayak hujan setempat, keren banget emang. Beda kalau baru
putus sama seseorang, mau berdiri sejauh apapun hati kita seakan-akan
hujan terus.
Banyak monyet yang bermain-main disekitaran curug, loncat sana-loncat
sini dari pohon ke pohon, bukan dari hati seseorang ke hati orang lain.
mungkin mereka juga sedang menikmati kesegaran yang diberikan oleh Curug Cipendok.
Mala terlihat sangat menikmatinya. Saya juga ikut seneng melihatnya.
Sayangnya kita gak bisa berlama-lama disini, tiba-tiba hujan datang
dengan derasnya yang membuat saya, mala, serta pengunjung lain jadi
kalang kabut mencari tempat untuk berteduh. Namanya juga di lereng
gunung, jadi cuaca tidak bisa ditebak. Kemudian kita lari ke warung
bakso yang memang sangat pas untuk menghangatkan badan. Setelah itu kita
pulang.
Setelah saya melihat berbagai jenis curug/air terjun,
dari mulai Curug Cigentis yang menakjubkan karena ada di kota industri
karawang, kemudian Curug Sibedil dan Curug Bengkawah yang tampak kembar
dan imut, lalu Curug Nangga yang sangat cantik dengan 7 tingkatannya,
dan yang terakhir Curug Cipendok yang sangat eksotis sekali karena
ketinggiannya itu menunjukan Curug Cipendok ini sangat gagah. Jujur
kalau saya saat ini telah jatuh cinta dengan yang namanya curug/air
terjun. Mungkin rasa cintanya saya beda dengan mala dan beti yang begitu
mudahnya jatuh hati dengan pemandangan air terjun, karena saya butuh
beberapa air terjun yang harus dilihat. Sekarang saya bener-bener makin
suka melihat air terjun. Sedangkan Indonesia adalah negara dengan
gunung/pegunungan terbanyak didunia, pastinya, air terjun yang ada di
Indonesia juga yang paling banyak. Dan apakah saya bisa kayak beti untuk
menjelajah berbagai air terjun? Saya juga gak tau.
Semoga di lain waktu saya bisa balik lagi ke Cipendok, karena masih kurang puas. Belum sempet mainan air, belum makan bareng sama monyet-monyet, dan beberapa hal yang lainnya.
Demikian Keluyuran saya dan mala yang begitu singkat di Cipendok. Sampai jumpa dan salam Keluyuran.