Bagi yang menyukai zaman pra-sejarah, atau zaman-zaman purbakala dimana kita, orangtua kita, kakek-nenek kita, buyut kita, sampai orangtuanya buyut kita, kakek-neneknya buyut kita, bahkan buyutnya buyut kita belum dilahirkan, mungkin juga buyutnya buyutnya buyut-kita belum dilahirkan, ada semacam kehidupan yang sering kita sebut sebagai zaman purba, karena memang mereka sudah tidak ada. khususnya di kab. Tegal yang mulai mengguncang para arkeologi dengan temuan fosil binatang purba, dan ada pula temuan yang membuka cakrawala baru bagi penelitian prasejarah tentang kehidupan manusia di zaman tersebut yang kiranya 600.000-900.000 tahun yang lalu. kalau seandainya ada manusia yang hidupnya sampai selama itu mungkin dia immortal atau zombie.
Saya bersama adik saya (Fajar) akan keluyuran ke desa Semedo, kec. Kedungbanteng karena rasa penasarannya untuk melihat ribuan fosil yang ada di situs purba semedo. sebenarnya sudah setahun yang lalu ingin pergi ke Semedo, cuma mau ajak pacar tapi dia anaknya gunung banget pastinya gak bakalan mau, untunglah sekarang Fajar mau diajak jalan.
Karena rumah kita lumayan dekat jadi perjalanan kita menuju desa semedo membutuhkan waktu 45 menit saja, sebenernya bisa lebih cepat lagi, namun karena jalannya masih jelek akibat kendaraan proyek pengangkut barang-barang berat untuk tol sering lewat ke desa kami. sementara dari arah slawi bagi yang ingin berkunjung (ke desa semedo) tinggal lurus ke arah utara melewati banjaran hingga sampai di pertigaan teh botol banjaran, ambil kanan melewati jembatan dan lurus terus sampai di perempatan pasar balamoa, dari situ masih lurus terus sampai di desa Sigentong, lalu belok kanan (ada petunjuk jalannya) maka sampailah digerbang situs purba semedo.
Untuk situs purbanya ada di hutan jati bukit semedo, tapi untuk melihat fosil-fosil dan informasi lainnya ada di rumah pak Dakri warga RT 05 RW 02 yang menjadikan rumahnya sebagai pondok informasi situs purbakala semedo, sekaligus (rumahnya) dijadikan pula sebagai penyimpan fosil-fosil tersebut. karena beliau adalah penemu pertama fosil gigi kingkong dengan instingnya yang tajam. coba seandainya saya yang menemukan tuh gigi, pasti udah saya buang lagi. tapi buat pak dakri langsung paham kalau gigi yang beliau temukan bukan gigi manusia atau hewan biasa karena ukurannya besar.
Kalau saya dulu waktu lagi naik genteng pernah menemukan gigi. awalnya saya mengira kalau ini bukan sembarangan gigi, namun saya langsung sadar kalau itu adalah gigi saya sendiri yang sengaja saya lempar ke genteng karena konon dahulu kalau gigi yang bawah copot dan biar tumbuh lagi harus dibuang ke atas. katanya...
Sayangnya begitu sampai dirumahnya pak dakri, beliau sedang menghadiri pernikahan keponakannya, kata anak bungsunya. kemudian saya dan fajar langsung saja melihat-lihat fosil binatang purba di halaman depan rumahnya pak dakri.
Lagi bersama anak bungsunya pak dakri |
yang bikin saya bertanya-tanya, dari ribuan fosil yang ditemukan dan telah diidentifikasi, kenapa ada fosil gigi ikan hiu, kura-kura laut dan berbagai jenis coral/batu karang. apa mungkin dulunya tanah semedo adalah dasar laut atau mungkin dulu lautan sangat dekat dengan desa semedo, karena perubahan iklim dan suhu bumi yang menjadikan lautan mengering. tapi yang jelas Tuhan lah yang maha tau.
Kura-kura purba |
coral |
hiu purba |
Dan satu lagi yang bikin saya heran, karena adanya fosil Hyena. Harusnya hyen hanya ada didataran Afrika. kenapa bisa sampai ke Indonesia. apa mungkin dia salah pergaulan sehingga nyasar ke Indonesia.
Inilah fosil tengkorak homo erectus yang kiranya berumur 1,5 juta tahun beserta alat-alat yang digunakan pada zaman dulu yang membuat Bupati tegal mengklaim bahwa situs purba di semedo lebih tua dari situs manusia purba sangiran.
Homo erectus |
Alat jaman dulu yang terbuat dari batu |
Saya ambil dari google foto Bupati Tegal (Ki Enthus) saat peletakan batu pertama pembangunan museum situs semedo. |
Saya berharap, museum yang saat ini sedang di bangun segera terselesaikan, agar fosil-fosil ini ditempatkan di tempat yang layak, aman dari orang-orang yang tidak bertanggungjawab dan tetap terjaga sampai kapanpun. karena ini juga menjadi harapan para warga setempat. tentunya buat pak dakri dan kawannya yang sudah mengumpulkan fosil-fosil dari dulu dan memimpikan adanya museum di semedo. selain itu juga berharap janji pemerintah untuk memperbaiki jalan menuju museum serta disediakan pula kios-kios di pinggiran jalan agar para warga bisa menjual cendramata khas semedo.
Seperti inilah rencana museum yang akan di bangun. |
mantab gan
BalasHapusOke bro
Hapuskalau di solo ada sangiran
BalasHapusIya di Sangiran juga banyak banget fosil-fosil yang dipajang
Hapusmimin,, meseumnya hampir sama kayak meseum Tsunami aceh...
BalasHapusKeren banget,,,
Awal tahun depan museumnya akan diresmikan. Ya semoga saja museum yg ada di Tegal ini sama terkenalnya dengan yg di Aceh. He
HapusKeren
BalasHapus